Selasa, Agustus 11, 2009

Hampir Saja ...



Hampir Saja…
Malam itu Ayah pulang jam 9 malam, kemudian duduk-duduk sembari istirahat di ruang tamu sambil minum wedang jahe buatan Bunda. Tidak lama berselang, Bunda meributkan tercium bau hangus di kamar Kalila. Ayah segera memeriksa kamar Kalila, dan mematikan AC karena dikhawatirkan bau hangus tadi berasal dari AC tersebut. Setelah mematikan AC, Ayah menanyakan kartu garansi AC tesebut kepada Bunda. Ternyata kartu garansi tersebut masih kosong, dan Ayah segera mengisi form isian di kartu garansi. Saat mengisi form tersebut di ruang tamu, Ayah mendengar seperti Bunda sedang memasak sesuatu di dapur , sepertinya sedang menghangatkan lauk-pauk untuk makan malam Ayah.
Tidak lama kemudian, terdengar suara nenek bersama teman-temannya sesama ibu-ibu pengajian di depan rumah. Sepertinya mereka baru saja selesai mengaji. Ayah teringat bahwa Ayah telah mengunci semua pintu termasuk pintu gerbang. Kemudian Ayah bergegas mengambil kunci dan bermaksud membuka pintu gerbang melewati ruang dapur. Ayah terkejut ketika masuk ke ruang tengah yang telah dipenuhi asap, kemudian Ayah melihat bayangan merah menyala di dalam dapur.
Ayah segera ke dapur dan melihat api sudah menyala di mana-mana. Di atas kompor yang masih ada pancinya api berkobar besar hingga pancinya tertutup oleh api. Di sekeliling kompor api menyala membakar dan melelehkan mangkuk, meja, beberapa perkakas makan dari bahan plastik, hingga blender bunda pun yang berada di dekat sana tak luput dari kobaran si jago merah.
Ayah segera mengambil keset di depan kamar mandi dan mencelupkannya ke dalam bak berisi air di kamar mandi. Keset basah tersebut lalu Ayah letakkan di atas api di sekeliling kompor yang masih berkobar , api sedikit padam terutama daerah yang ditutupi keset basah tersebut. Ayah berusaha agar api tidak menyebar kemana-mana, terutama ke arah kompor minyak yang ada di dekat kobaran api. Kemudian Ayah memindahkan keset basah tersebut ke sisi lain dapur yang disana api masih menyala.
Kasihan Ayah terkena luka bakar, saat hendak memindahkan keset basah tersebut, ternyata ada mangkuk dari bahan plastik yang terbakar dan meleleh masih menempel di keset. Lengan kanan Ayah terluka, bagian tubuh lainnya pun tak luput, seperti jemari di tangan kiri, ibu jari tangan kanan, hingga kaki kanannya terkena luka bakar meskipun tidak terlalu serius.
Kobaran api berhasil dijinakkan dan menyisakan titik api kecil diberapa tempat, ayah segera mencabut selang kompor gas dari tabungnya, dan mengamankan tabung tersebut agak jauh dari lokasi kobaran api. Selama proses pemadaman itu, ayah tidak membuka pintu dapur. Khawatir terjadi kepanikan dari nenek dan ib
u-ibu pengajian yang sedang melintas di depan pintu gerbang.
Setelah yakin api berhasil dipadamkan, Ayah kemudian membukakan pintu gerbang buat nenek,dan bersamaan dengan itu Bunda terbangun dan masuk ke dalam dapur. Semua terkejut melihat apa yang baru saja terjadi, terlebih melihat kondisi dapur yang hangus terbakar. Ayah segera meminta semuanya tenang, dan meyakinkan bahwa keadaan telah teratasi, meskipun masih menyisakan tanya tentang penyebab terjadinya kebakaran barusan.
Ayah menduga kejadian tersebut akibat kompor gas, meskipun semua yakin telah memastikan kompor tersebut dalam keadaan mati sebelum kebakaran itu terjadi. Kejadian tersebut kemungkinan terjadi akibat masih adanya sisa api dan gas antara sambungan selang dari tabung dan kompor. Sisa api tersebut kemudian menyambar bahan yang mudah terbakar di dekat kompor. Kata Ayah, semua itu hanya dugaan, meskipun begitu di masa mendatang hendaknya semua lebih hati-hati terutama masalah memastikan kondisi dapur telah aman untuk ditinggalkan. Ayah pernah bilang,”Api itu, kecil jadi kawan, besar jadi lawan”.




0 komentar on "Hampir Saja ..."

Posting Komentar

Tamu Kalila saat ini

Daftar tamu

Chatting bareng Kalila


ShoutMix chat widget
 

Kalila Salsabila Syawal