Selasa, September 15, 2009

Nyamuk Ternyata Pilih-Pilih Calon Korbannya, Lho!

0 komentar


SAAT sedang berkumpul dengan teman atau keluarga, pernahkah Anda merasa heran karena ada satu orang yang kerap menggaruk tubuhnya dengan keluhan digigit nyamuk, padahal yang lain termasuk Anda adem ayem dan tak mengeluhkan hal yang sama?

Yang kerap terlontar adalah jangan-jangan karena orang itu jarang mandi! Jangan heran Moms! Sebuah riset memang menunjukkan bahwa nyamuk memilih-milih calon korbannya. Wah, masa sih?

Ya, satu dari 10 orang sangat menarik bagi nyamuk, demikian laporan Jerry Butler, PhD, profesor dari Universitas Florida. Nyamuk yang kerap menghisap darah Anda adalah nyamuk betina, karena mereka membutuhkan darah manusia untuk perkembangan telur-telurnya. Nyamuk jantan tidak perlu menghisap darah manusia.

Para ilmuwan memahami bahwa 85 persen unsur genetik menentukan kepekaan kita terhadap gigitan nyamuk. Nyamuk juga mengenali unsur-unsur kimiawi tertentu di tubuh kita, yang apabila ditemukan secara berlebihan di permukaan kulit, nyamuk-nyamuk segera berbondong-bondong mendekatinya.

Manusia dengan jumlah konsentrasi steroid atau kolesterol yang tinggi di permukaan kulit akan menarik bagi nyamuk. Namun, bukan berarti nyamuk akan menyerbu orang dengan tingkat kolesterol dalam darah yang tinggi secara menyeluruh. Hanya proses pengolahan kolesterol di dalam tubuh yang tidak efisien akan menghasilkan sisa-sisa proses yang menumpuk di permukaan kulit dalam jumlah yang banyak.

Nyamuk juga menyerang manusia yang tubuhnya menghasilkan kelebihan asam-asam tertentu, seperti asam urat. Unsur ini dapat merangsang sensor pembau pada nyamuk, menggerakkan mereka untuk mendarat dan mencurigai calon korban-korbannya.

Nyamuk dapat "mencium" bau makan malamnya dari jarak yang luar biasa, yakni 50 meter. Selain itu gas karbondioksida juga menarik bagi nyamuk, bahkan dari jarak yang jauh.

Nyamuk lebih menyukai orang dewasa dibanding anak-anak karena kecenderungan gas karbondioksida yang dihasilkan lebih banyak. Wanita-wanita hamil juga berisiko lebih tinggi, karena sebab yang sama. Gerakan dan suhu panas tubuh juga menarik bagi nyamuk.

Oleh sebab itu, jika Anda ingin menghindari serangan gencar nyamuk pada malam hari, hindari kegiatan yang menimbulkan banyak gerakan, napas terengah-engah sehingga menghembuskan banyak gas karbondioksida serta jangan sampai Anda berkeringat secara berlebihan, karena asam laktat dalam keringat merupakan daya tarik kuat bagi nyamuk untuk menggigit Anda. (Mom& Kiddie//nsa)

sumber: www.okezone.com ...

Rabu, Agustus 19, 2009

Ngorok pada Bayi

0 komentar


Ngorok...hihihi, mengenai hal ini, Kalila tuliskan kembali nih dari Catatan Ayah :

Ngorok, Umumnya hal ini dialami oleh orang dewasa, dan sering membuat orang-orang sekitar merasa terganggu dengan suara ngorok tersebut, orang yang mengalaminya pun terkadang menjadi rendah diri karenanya.
Ternyata, ngorok pun dapat dialami oleh anak-anak, bahkan bayi pun bisa mengalami hal ini. Seperti yang terjadi dan dialami oleh Kalila.
Sejak usia satu minggu, Kalila sering mengeluarkan suara-suara mirip orang ngorok bahkan diselingi suara terengah-engah mirip penderita asma. Hal ini tentu saja membuat Ayah dan Bunda khawatir. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa hal ini adalah kejadian biasa dan lumrah dialami oleh bayi. Seperti yang dikemukakan oleh beberapa kawan saya,Zufron misalnya," Anak gue juga dulu ngorok begitu, tapi setelah agak gede gue ajak terapi uap dan hasilnya sekarang udah sembuh total". Lain pula yang dikemukakan oleh para tetangga di rumah, mereka bilang "entar juga hilang dengan sendirinya, apalagi kalo tidurnya miring". Ada pendapat menyatakan bahwa hal tersebut dikarenakan tidak bersihnya saluran-saluran yang seharusnya dibersihkan sesaat setelah persalinan. Tetapi beberapa dokter spesialis anak menampik hal tersebut, meskipun tidak menjelaskan dengan detail penyebab ngorok yang terjadi pada bayi, khususnya pada Kalila.
Kami sempat menanyakan perihal ngorok yang dialami oleh Kalila kepada dokter spesialis anak tempat kami biasa memeriksakan kesehatan Kalila, dr Hanna, SpA. Beliau menyarankan agar Kalila dimiringkan posisinya saat tidur untuk mengurangi ngorok-nya.Beberapa waktu lalu, saat pemeriksaan berikutnya kami adukan bahwa ngoroknya belum juga hilang. Kemudian beliau pun mengatakan kemungkinan alergi yang dialami oleh Kalila, serta memberikan kami obat anti alergi. Melihat kondisi Kalila yang masih bayi, kami memutuskan untuk tidak segera memberikan obat tersebut dan mencari pendapat dari dokter lain sehubungan dengan ngorok Kalila dengan tidak meremehkan pendapat dari dokter Hanna. Kami mendapat pendapat dari dr Silayana mengenai ngorok Kalila yang menurut beliau pun adalah hal yang masih aman bagi Kalila. Beliau menyatakan bahwa ngorok yang dialami oleh Kalila akan hilang dengan sendirinya, dan tidak ada gangguan kesehatan yang berhubungan dengan ngorok tersebut. Terlebih dengan kenyataan pertambahan pertumbuhan berat badan Kalila yang mencapai 1,4 kg sejak kelahirannya sebulan yang lalu. Hari ini, kami kembali mencoba menyakinkan diri kami perihal kesehatan Kalila dengan mengunjungi dokter spesialis anak di dekat rumah yang katanya cukup terkenal dan bertangan dingin dalam menangani masalah kesehatan anak, dr Arief Nasution,SpA. Ternyata, hasil yang sama pun kami dapatkan. Ngorok pada bayi,Khususnya Kalila adalah suatu hal yang wajar dan akan hilang seiring perjalanan waktu. Hal tersebut tidak mengganggu kesehatan Kalila. Ngorok pada Kalila akan menjadi suatu hal yang akan paling diperhatikan seandainya terjadi pertumbuhan yang terhambat dalam masa-masa pertumbuhannya sekarang ini.

* Artikel ini dibuat dengan tidak mengurangi rasa hormat dan kepercayaan kami kepada para dokter yang telah merawat dan menangani Kalila, terima kasih atas saran dan penanganan terbaik pada Kalila anak kami.

Kamis, Agustus 13, 2009

Tepat sebulan

0 komentar

Hari ini tepat sebulan usia Kalila, Kalila yang lahir pada tanggal 13 Juli 2009 kini sudah berusia sebulan. Hari ini Kalila akan ketemu dengan dokter Hanna lagi, katanya sih mau kontrol kondisi Kalila sekalian di imunisasi Hepatitis.

Info yang Kalila dapat tentang imunisasi Hepatitis B ini adalah :

Imunisasi hepatitis B diberikan sedini mungkin setelah lahir, mengingat sekitar 33% ibu melahirkan di Negara berkembang adalah pengidap HBsAg positif dengan perkiraan transmisi maternal 40% ( IDAI,1999)

Royan said : HBsAg adalah antigen pada virus hepatitis B yang dapat tedeteksi melalui pemeriksaan darah di laboratorium. Jadi bila darah seseorang diperiksa ada HBsAg nya atau hasilnya positif, itu menunjukkan orang itu menderita hepatitis B dan dapat menularkan ke orang lain.



Berikut ini jadwal pemberian imunisasi hepatitis B berdasarkan status HBsAg ibu pada saat melahirkan :

1. Bayi yang lahir dari ibu yang TIDAK DIKETAHUI STATUS HBsAg nya. Langsung diberikan imunisasi dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dosis kedua diberikan pada umur 1-2 bulan dan dosis ketiga pada umur 6 bulan. Kalau kemudian diketahui ibu mengidap HBsAg positif maka segera diberikan 0,5 ml HBIG ( sebelum anak berusia 1 minggu ).


Royan said : HBIG kepanjangan Hepatitis B Imunoglobulin , artinya zat kekebalan/antibodi dalam tubuh yang spesifik buat hepatitis B. Zat inilah yang diharapkan dapat membunuh virus hepatitis B dalam tubuh.

2. Bayi yang lahir dari ibu HBsAg POSITIF, langsung diberikan 0,5 ml HBIG dalam waktu 12 jam setelah lahir dan imunisasi hepatitis B dosis pertama. Dosis kedua diberikan pada umur 1-2 bulan dan dosis ketiga pada umur 6 bulan.

3. Bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg NEGATIF diberi imunisasi hepatits B dosis minimal 0,25 ml vaksin rekombinan. Dosis kedua diberikan pada umur 1-4 bulan. Dosis ketiga pada umur 6-18 bulan.

4. Ulangan imunisasi hepatitis B diberikan pada umur 10-12 tahun. (IDAI,1999)


Titer antibodi hepatitis B dikatakan protektif bila titer antibodi anti-HBsAg > 10 μg (mcg/mL). Bila titer berada di bawah ambang pencegahan atau negative maka diperlukan imunsasi ulangan.


Royan said : indikator bahwa seseorang mempunyai kekebalan terhadap hepatitis B adalah anti-HBsAg yang dapat diperiksa di laboratorium melalui pemeriksaan darah. Bila hasil pemeriksaaab anti-HBsAg nya menunjukkan > 10 μg berarti orang tersebut sudah memiliki kekebalan terhadap hepatitis B dan tidak perlu diberikan imunisasi, begitu juga sebaliknya.

Sumber: http://www.kesehatan-anak.com



Tamu Kalila saat ini

Daftar tamu

Chatting bareng Kalila


ShoutMix chat widget
 

Kalila Salsabila Syawal